Sabtu, 07 Juni 2014
Selasa, 07 Mei 2013
Sabang Tawarkan Lahan untuk Rumah Musim Panas Warga Swedia
SABANG - Wali Kota Sabang
Zulkifli H Adam menawarkan sebuah perkampungan untuk masyarakat Swedia
yang ingin menetap di Kota Sabang, selama musim dingin di negaranya.
"Kami akan menyiapkan lahan, jadi mereka bisa bangun rumah musim panasnya di Kota Sabang ini," kata Zulkifli H Adam kepada acehonline.info usai menyambut kedatangan Wali Kota Harapanda (sebuah kota di Swedia), Selasa (7/5) di Sabang.
Tawaran
tersebut, kata Wali Kota, disambut antusias oleh deleglasi dari Kota
Haparanda. "Mereka sangat berkeinginan untuk mewujudkan hal tersebut,"
ujarnya.
Kedatangan delegasi dari salah satu
kota di Swedia tersebut, Wali Kota menjelaskan, untuk melakukan
penandatangan kerjasama internasional dengan Wali Kota Harapanda-Swedia
Gunnel Simu, dalam bidang pengembangan wisata dan pembangunan ekonomi
Sabang-Harapanda.
"Kerjasama difasilitasi oleh
Swedish International Centre for Local Democracy (ICLD) yang akan
didanai Swedish International Development Cooperation Agency (SIDA),
untuk pertumbuhan ekonomi Sabang dna Harapanda," ujar Wali Kota.
Sementara
itu, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sabang Ali Taufik
menjelaskan, Haparanda adalah sebuah kota yang indah di Norrbotten yang
berlokasi di wilayah paling utara dari Swedia.
Haparanda,
merupakan sebuah kota perdagangan yang sangat penting di Swedia, hal
ini terbukti dengan didirikannya salah satu IKEA terbesar di wilayah
utara Swedia yang berhasil menarik pengunjung dari seluruh wilayah
sekitarnya.
"Kunjungan Wali Kota Harapanda
tersebut merupakan fase awal kerjasama kedua kota ini. Pada masa fase
awal, 2 kota dengan 4 orang perwakilan diizinkan saling mengunjungi,
dengan tujuan dua kota yang terikat kerjama Internasional ini. Dapat
saling mengunjungi dan menghasilkan study kelayakan untuk memastikan
area kerjasama ini tepat sasaran," jelasnya.
Implementasi kerjasama terebut, Ali menambahkan, akan dimulai pada tahun 2014 hingga 2015.
"Tujuan
kerjasama ini fokus pada langkah-langkah konkrit membuat turis
menikmati keberadaannya di sabang, dengan menciptakan berbagai kegiatan
wisata dan pengembangan tempat- tempat potensial pariwisata di Sabang,"
ujar Ali.
"Hal ini juga selanjutnya akan didukung oleh beberapa study branding, market research, attractiveness dan kerjasama internasional jangka panjang antara Sabang dan Haparanda, tambahnya.(Andi KBM)
Minggu, 18 November 2012
Alasan Perusahaan Korea Pilih Sabang untuk Pabrik Panel Surya
BANDA ACEH – Perusahaan asal Korea Selatan Mirae Enery Co. Ltd menyatakan
segera mendirikan pabrik panel surya (sola cell) di Sabang dengan total
investasi $12,5 juta. Mengapa mereka memilih Sabang?
Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Badan Pengusahaan Kawasan Sabang
(BPKS), Agus Salim mengatakan, Sabang dipilih lantaran statusnya sebagai
kawasan duty free (bebas pajak).
“Jadi kalau mereka mendirikan pabrik, dan mengirimkan bahan baku ke Sabang,
itu tidak dikenakan pajak. Akan berbeda kalau mereka mendirikan pabrik di
daratan seperti di Banda Aceh. Kemudahan ini salah satu faktor mengapa mereka
memilih Sabang,” kata Agus Salam kepada ATJEHPOSTcom, Senin, 29 Oktober 2012.
Selain status Sabang sebagai kawasan bebas pajak, kata Agus, pihak perusahaan
melihat pasokan listrik di Aceh masih belum memenuhi kebutuhan. “Itu nyambung
dengan program mereka untuk mengembangkan energy terbarukan,” kata Agus Salim.
Pabrik panel surya ini ditargetkan mulai berproduksi pada Februari 2013.
Pihak BPKS dan Mirae Energy membentuk perusahaan joint venture bernama
PT Sabang Mirae Energy untuk menjalankan pabrik tersebut. Perusahaan baru ini
dimiliki Mirae Energy dan BPKS Sabang. Mirae Energy memperoleh 51 persen saham,
sedangkan sisanya milik BPKS Sabang.
Panel tenaga surya yang akan diproduksi perusahaan patungan ini berfungsi
untuk mengubah sinar matahari (tenaga surya) menjadi listrik. Di sejumlah
negara, panel surya ini mulai digunakan sebagai sumber listrik alternatif.[]
http://atjehpost.com/read/2012/10/29/25814/7/7/Alasan-Perusahaan-Korea-Pilih-Sabang-untuk-Pabrik-Panel-Surya
Jumat, 16 November 2012
Sumur Tiga, Pantai dengan Sunrise Terbaik di Sabang
PANTAI Sumur Tiga adalah pantai berpasir putih nan menawan di Sabang, Aceh.
Tidak hanya cantik panoramanya, pantai ini juga jadi tempat paling asyik untuk
menikmati matahari terbit di ujung barat Indonesia.
Pantai Sumur Tiga adalah pantai berpasir putih dan bertekstur lembut dengan
garis pantai yang sangat panjang. Mungkin ini pantai dengan garis pantai yang
paling panjang yang ada di Kota Sabang. Saat pasang, ombak di pantai ini pun
cukup besar dan akan tenang ketika surut di sore hari.
Oleh karena itu, saat sore hari pantai ini menjadi tempat paling asyik untuk
snorkeling. Anda tidak perlu menggunakan perahu untuk snorkeling di sini, cukup
berbekal snorkeling gear yang bisa Anda sewa di penginapan lalu berenang
menyusuri pantai.
Oh, ya, pantai ini kami sebut sebagai “Hawaii-nya Sabang” bukan karena
ombaknya yang besar dan bisa Anda gunakan untuk surfing, lho. Tetapi karena
pemandangan yang Anda dapat ketika mengunjunginya, seperti Pantai Hawaii yang
biasa kami lihat di televisi.
Di pantai ini juga terdapat sebuah restoran bernama Restoran Pantai Sumur
Tiga, restoran ini menjadi satu bagian dengan penginapan Santai Sumur Tiga.
Namun letak restoran ini berada di bawah penginapan. Pemandangan yang tersaji
jika anda duduk di restoran ini sambil menikmati segelas minuman dingin atau
makan Mie Kuah Seafood. Kami yakin suasana ini akan membuat Anda betah
berlama-lama di sini.
Pantai Sumur Tiga menghadap ke arah timur. Oleh karena itu, di sini Anda
bisa melihat sunrise yang cantik. Selain itu, didukung dengan putihnya pasir
pantai serta laut yang berwarna biru kehijauan, keindahan alam Pantai Sumur
Tiga semakin sempurna.
Mau coba pengalaman yang berbeda saat melihat sunrise di ujung barat
Indonesia? Cobalah menikmati saat-saat matahari terbit ini dengan berbaring di
pinggir Pantai Sumur Tiga, luar biasa! |
Asyiknya Menikmati Pesona Kota Tua Sabang
JIKA ada tempat wisata yang bisa membuat orang yang pernah datang ke sana
ingin kembali lagi ke tempat itu, maka itu adalah Pulau Weh. Rasanya tak
berlebihan menyebutnya demikian karena begitulah yang saya rasakan.
Akhir Maret 2012 lalu saya memiliki kesempatan berkunjung ke pulau terluar
di ujung barat Indonesia itu. Setelahnya saya sangat bersyukur karena bisa
menikmati pesona Pulau Weh yang sangat indah. Meskipun belum semua objek
wisatanya sempat saya kunjungi.
Rasa penasaran soal pulau itu mulai saya rasakan sejak mengantri untuk
membeli tiket di Pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh. Apalagi dari Ulee Lheu, Pulau
Weh sudah terlihat, yaitu berupa gundukan yang menyembul di atas permukaan air
laut. Gundukan pulau ini bisa kita lihat dengan mudah karena jarak antara Banda
Aceh dan Sabang hanya terpaut sekitar 16 mil atau 30 km. Pemandangan ini hanya
bisa kita saksikan jika cuaca sedang cerah. Karena pada saat mendung atau hujan
gundukan pulau tersebut akan tertutup kabut.
Ketika kapal cepat yang saya tumpangi bergerak, rasa penasaran itu semakin
menjadi-jadi. Rasa penasaran itu perlahan mereda setelah sekitar satu jam
kemudian kapal merapat di Pelabuhan Balohan, Sabang. Ini jika kita naik kapal
cepat, jika naik kapal lambat waktu tempuhnya bisa sekitar dua jam.
Petualangan menikmati pulau ini disambut dengan kesibukan di sekitar
pelabuhan. Namun kesibukan ini bukanlah “wajah” asli Kota Sabang. Suasana Kota
Sabang yang sebenarnya baru saya rasakan ketika minibus jenis L-300 yang saya
tumpangi pelan-pelan melaju menuju Kota Atas, pusat Kota Sabang. Sepanjang
jalan yang dilalui yang terekam hanya suasana lengang, kendaraan umum hanya
lewat satu-satu.
Selama ini pulau Weh memang terkenal dengan eksotisme pantainya yang indah.
Bahkan pesona baharinya itu sudah terkenal hingga ke luar negeri, dan membuat
banyak turis manca negara berkunjung ke sana. Itu memang benar, tapi selain
keindahan pantainya, suasana Kota Sabang juga sangat asyik untuk dinikmati.
Wajah asli Kota Sabang adalah ketenangan, jauh dari hiruk pikuk dan bising
laju kendaraan. Bahkan oleh lalu lalang manusia. Kesan ini terasa sangat kental
saat saya menyusuri beberapa ruas jalan utama di pusat Kota Sabang. Bahkan pada
jam-jam produktif sekalipun, seperti pada saat tengah hari yang biasanya
merupakan jam-jam sibuk dan padat lalu lintas.
Pada siang hari umumnya toko-toko di Sabang juga tutup, tak terkecuali rumah
makan. Jika pun ada yang buka hanya satu-satu. Suasana ini pula yang membuat
kita seolah-olah terlempar ke masa lalu. Dan saya yakin, salah satu hal yang
akan melekat di ingatan orang yang pernah datang ke sana adalah suasana itu.
Tak heran jika Sabang sering diplesetkan menjadi Santai Banget.
Suasana inilah yang membuat Sabang menjadi berbeda dengan kota lainnya di
Aceh, pelancong yang datang ke sana benar-benar bisa refreshing tanpa
perlu merasa terganggu dengan hiruk pikuk dan polusi udara. Ya, udara di Sabang
menurut saya cukup bersih. Apalagi didukung dengan tampilan Sabang yang menurut
saya benar-benar tempoe doeloe sekali. Di mana masih
terdapat banyak pohon-pohon tua yang telah berusia ratusan tahun di beberapa
ruas jalan utamanya, seperti di Jalan Diponegoro dan Jalan Tgk Chik Ditiro.
Masih di sekitar Jalan Diponegoro, tak jauh dari depan kantor Wali Kota
Sabang terdapat sebuah bunker Jepang dengan kedalaman hampir dua meter. Bunker
tersebut sudah dipugar jadi pelancong bisa dengan mudah masuk ke sana. Karena
di dalamnya gelap sebaiknya saat masuk membawa senter kecil atau memanfaatkan
penerangan dari handphone.
Di Pulau Weh, bunker Jepang ada banyak sekali, seperti di kawasan pantai
Sumur Tiga, dan yang paling terkenal di daerah Benteng yang berada di sebelah
Timur pulau Weh. Bunker-bunker itu umumnya menghadap ke laut, wajar mengingat
dulunya bunker itu berfungsi sebagai benteng pertahanan.
Di Jalan Diponegoro juga ada sebuah tugu, Tugu Sabang namanya. Di tugu ini
terdapat keterangan titik koordinat Kota Sabang. Menariknya, saat kita berdiri
di area tugu ini begitu kita menjulurkan pandangan ke depan, yang terlihat
adalah pemandangan teluk Sabang dengan air lautnya yang biru. Dari tempat
ini view-nya sangat indah, apalagi tak jauh dari situ juga banyak
pohon cemara. Dari kejauhan kita juga bisa menyaksikan pelabuhan BPKS, di
waktu-waktu tertentu di pelabuhan ini sering merapat kapal pesiar yang membawa
turis untuk berpelesir ke Pulau Weh.
Selain itu bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda juga masih banyak
ditemui di Sabang, kantor Wali Kota salah satunya, lalu ada RSU Sabang, Hotel
Samudera, SD N 6 Sabang dan Gedung Kesenian Sabang. Gedung Kesenian ini berada
di Jalan Teuku Umar, dulunya adalah gedung bioskop dan selama lima tahun
terakhir dialihfungsikan jadi Gedung Kesenian. Saat melihat gedung-gedung tua
itu membuat ingatan kita melayang pada serdadu-serdadu belanda dengan kumisnya
yang melengkung.
Suasana tempoe doeloe itu jauh lebih terasa saat kita ke
kawasan Merbabu. Kawasan Merbabu terkenal dengan kerkhof-nya,
uniknya di sini bukan hanya ada kuburan Belanda saja, tetapi juga ada kuburan
Jepang, Cina, dan kuburan muslim. Khusus kuburan Belanda, dikelilingi oleh
pepohonan besar yang usianya sudah ratusan tahun. Saat langit sedang cerah,
bila kita memandang ke atas maka cahaya matahari akan menerobos dari
celah-celah daun.
Sebagai penutup adalah menikmati wisata kuliner di Pusat Jajanan Selera
Rakyat atau Pujasera. Tempat ini baru dibuka pada malam hari. Di sini kita bisa
menemui aneka kuliner dengan harga yang terjangkau. Jika mau yang lebih
spesifik maka pilihannya adalah sate gurita. Menikmati sajian kuliner di bawah
taburan bintang dan sepoi angin pulau adalah pengalaman yang tak terlupakan.[]
Sumber :
http://www.atjehpost.com/m/welcome/read/2012/10/24/25164/0/19/Asyiknya-Menikmati-Pesona-Kota-Tua-Sabang
Sumber :
http://www.atjehpost.com/m/welcome/read/2012/10/24/25164/0/19/Asyiknya-Menikmati-Pesona-Kota-Tua-Sabang
Rabu, 14 November 2012
Percepat Realisasi Kawasan Ekonomi Sabang, Persada Gelar Seminar Aceh-Jepang
SABANG - Untuk mempercepat Pengembangan Kawasan Sabang, Walikota
Sabang Zulkifli H Adam selaku Anggota Dewan Kawasan Sabang (DKS)
bekerjasama dengan Pemerintah Aceh, Perhimpunan Alumni Jepang (Persada
Aceh) dan Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS Sabang) akan
melaksanakan seminar Ekonomi Aceh - Jepang pada tanggal 19 – 20 November
2012 di Gapang Resort, Sabang.
Tema yang akan diambil dalam seminar tersebut adalah ”Mewujudkan
Potensi Kawasan Sabang Sebagai Lokomotif Ekonomi Aceh dan Indonesia
Bagian Barat sesuai Undang-undang No. 37 tahun 2000 dan Undang-undang
No. 11 tahun 2006”.
Acara ini rencana akan dihadiri dan dibuka langsung oleh Gubernur Aceh
dr. Zaini Abdullah selaku Ketua Dewan Kawasan Sabang (DKS) dan dihadiri
Bupati/Walikota se-Aceh, akademisi, pengusaha Aceh dan pengusaha
nasional dan masyarakat pelaku ekonomi Internasional lainnya.
Selain itu dalam seminar tersebut pihak penyelenggara juga
menghadirkan narasumber Menteri Koordinator Perekonomian RI Ir. Hatta
Rajasa, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Mr. Yoshinori Katori dan
Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.
Pada ATJEHPOSTcom, Minggu 11 November 2012 Walikota Sabang, Zulkifli H
Adam, menjelaskan jika seminar tersebut diharapkan bisa menjadi titik
awal kebangkitan dunia bisnis di Sabang dan diharapkan mampu mendongrak
ekonomi masyarakat serta ekonomi Aceh pada umumnya.
"Kita berharap acara tersebut dapat membuahkan hasil positif bagi
kemajuan pelabuhan bebas Sabang hingga akan mendongkrak sektor ekonomi,”
katanya.
Menurutnya pasca ditutupnya freeport Sabang tahun 1985, Sabang nyaris
mati suri dan tertutup dari dunia luar. Nama Sabang kembali mencuat
ketika pemerintah mencanangkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Sabang dengan terbitnya Undang-undang No. 37 tahun
2000.
Namun Sepuluh tahun lebih sejak dikeluarkan Undang-Undang tersebut baru
pada tahun 2010 kemarin pemerintah kembali mengeluarkan regulasi berupa
Peraturan Pemerintah (PP) No. 83 tahun 2010 tentang pelimpahan
kewenangan pemerintah kepada Dewan Kawasan Sabang.
Sementara itu, Ketua Persada, Muliadi Ramli, mengatakan merasa
terpanggil dan berinisiasi untuk ikut mendorong berbagai pihak terutama
Pemerintah Aceh, Pemerintah Pusat, Pemerintah Kota Sabang serta BPKS
untuk mempercepat realisasi Kawasan Ekonomi Sabang sesuai tuntutan
Undang-undang No. 37 tahun 2000.
"Kita berharap melalui seminar ekonomi Aceh-Jepang ini nantinya akan
mewujudkan percepatan realisasi kawasan ekonomi Sabang dan Aceh,"
katanya.[] (ihn)
Sumber : http://atjehpost.com/readpeukan/2012/11/12/27422/17/7/Percepat-Realisasi-Kawasan-Ekonomi-Sabang-Persada-Gelar-Seminar-Aceh-Jepang
|
Wisata Gunung Berapi Bawah Laut Sabang
PENYELAM menikmati melintasi gelembung udara gunung berapi di bawah
laut Pulau Weh, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Gunung berapi bawah laut adalah salah
satu objek wisata andalan yang diminati para wisatawan lokal maupun
internasional.
Gelembung udara (bubbles) muncul dari gunung berapi di Sirui, Sabang, Provinsi Aceh. Gunung berapi bawah laut adalah salah satu objek wisata andalan yang diminati para wisatawan lokal maupun internasional.
Berikut beberapa foto yang berhasil direkam ATJEHPOSTcom di salah satu lokasi destinasi wisata nasional tersebut.(bna)
Sumber : http://atjehpost.com/readtravel/2012/11/12/27513/0/19/FOTO-Wisata-Gunung-Berapi-Bawah-Laut-Sabang
Gelembung udara (bubbles) muncul dari gunung berapi di Sirui, Sabang, Provinsi Aceh. Gunung berapi bawah laut adalah salah satu objek wisata andalan yang diminati para wisatawan lokal maupun internasional.
Berikut beberapa foto yang berhasil direkam ATJEHPOSTcom di salah satu lokasi destinasi wisata nasional tersebut.(bna)
Sumber : http://atjehpost.com/readtravel/2012/11/12/27513/0/19/FOTO-Wisata-Gunung-Berapi-Bawah-Laut-Sabang
Langganan:
Postingan (Atom)